Rabu, 22 Februari 2012

Biografi Raden Chrismansyah Rahadi - Siti Khoeriah













BIOGRAFI CHRISYE

Raden Chrismansyah Rahadi (dikenal dengan nama Chrisye; lahir di Yogyakarta dengan nama Christian Rahadi, 16 September 1949 – meninggal di Jakarta, 30 Maret 2007 pada umur 57 tahun) adalah seorang penyanyi pop legendaris Indonesia. Ia memulai karier musiknya ketika bergabung sebagai bassist dengan band Gipsy, namanya lalu menjulang lewat lagu “Lilin-lilin Kecil” di sekitar tahun 1977 dan “Badai Pasti Berlalu“, setelah bersolo-karier sebagai penyanyi. Beberapa lagunya yang populer adalah “Ketika Tangan dan Kaki Berkata“, “Badai Pasti Berlalu“, “Aku Cinta Dia“, “Hip Hip Hura“, “Nona Lisa“, dan “Pergilah Kasih“. Ia adalah keturunan campuran Tionghoa dan Jawa, ibunya adalah orang Jawa.


Awal Karier
Awal karier Chrisye dimulai pada tahun 1967 saat bergabung dengan keluarga Nasution di Komunitas Gank Pegangsaan. Bermain sebagai bassis dan vokalis pada band “Sabda Nada” yang dimodali oleh Pontjo Sutowo. Sempat dikontrak untuk bermain di New York selama 2 tahun, sebelum terlibat dalam proyek rekaman Guruh Gipsy. Kemudian diminta oleh Prambors untuk menyanyikan lagu “Lilin Lilin Kecil” karya James F. Sundah dalam Lomba Cipta Lagu Remaja, yang meskipun tidak menjadi pemenang namun menjadi lagu yang hits pada masa itu. Hal lain membuat nama Chrisye makin bersinar pada akhir tahun 70-an adalah setelah membuat soundtrack film Badai Pasti Berlalu bersama Jockie Surjoprajogo dan Eros Djarot.
Semangat Kolaborasi

Terdapat fenomena yang mencuat pada sosok Chrisye sejak ia tampil sebagai penyanyi solo pada tahun 1977, yaitu bahwa ia selalu tampil dengan semangat kolaborasi bersama-sama dengan musisi lain.
Pada 1977-1984 Chrisye melakukan dwitunggal dengan Yockie Soerjoprajogo yang bermula ketika Chrisye diajak Yockie Surjoprajogo untuk membawakan lagu Lilin-lilin Kecil James F. Sundah, salah satu lagu yang menjadi finalis Lomba Cipta Lagu Remaja Prambors Rasisonia 1977. Kerja sama ini berlanjut saat Eros Djarot membuat album soundtrack film Badai Pasti Berlalu (1977).
Pada 1985 Chrisye memisahkan diri dengan Yockie dan mulai menggamit pemusik yang lebih muda untuk menggarap album Sendiri (1985) dan Aku Cinta Dia (1986), yaitu Addie MS dan Raidy Noor. Penata musik album selanjutnya seperti Hip Hip Hura (1986) dan Nona Lisa (1987) dipercayakan kepada trio RAG (Raidy Noor, Adjie Soetama, dan Herman Gelly Effendy) serta Younky Soewarno pada album Jumpa Pertama (1988) dan Pergilah Kasih (1989). Di era ini, musik Chrisye digarap lebih fresh dengan aksentuasi pada programming music (musik mesin) yang tengah ngetrend saat itu. Karakter musiknya pun cenderung riang.
Lalu muncul Erwin Gutawa berlaborasi dengan Chrisye dalam mengolah musik pada 1996-2002. Erwin sendiri banyak membingkai lagu-lagu Chrisye  dalam sofistikasi yang lebih memperhatikan akurasi. Erwin banyak memberi peluang untuk memasukkan banyak gestur musik yang sangat berbeda dengan karakter musik Chrisye. Termasuk ketika Erwin menyandingkan Chrisye dengan Waldjinah.
Menyadari akan kekurangannya dalam menulis lirik lagu, Chrisye menjalin kerja sama dengan penulis lirik seperti Deddy Dhukun, Eros Djarot, Rina R.D., Tito Soemarsono, dan Bagoes AA. Bahkan ia pernah meminta kesediaan penyair religius Taufik Ismail untuk menulis lirik lagu Ketika Kaki dan Tangan Berkata yang diinspirasikan dari surat Yasin. Kolaborasi dalam menulis lirik walhasil membuat lagu-lagu yang dinyanyikan Chrisye menjadi variatif dalam tema. Ada tema romansa, tema religius.


Periode Rekaman Album Pop Indonesia

1977 Guruh Gipsy : Album Guruh Gipsy
1976 Lilin-Lilin Kecil (Single), Jurang Pemisah
1977 Badai Pasti Berlalu
1978 Sabda Alam
1979 Percik Pesona
1980 Puspa Indah Taman Hati (solo album)
1981 Pantulan Cinta (solo album)
1983 Resesi (solo album)
1983 Metropolitan
1984 Nona
1984 Sendiri
1985 Aku Cinta Dia
1985 Hip Hip Hura
1986 Nona Lisa
1987 Jumpa Pertama
1988 Hening, Kidung (new arrangement)
1989 Pergilah Kasih (solo album)
1992 Cintamu T’lah Berlalu
1993 Sendiri Lagi
1994 Kesan Dimatamu
1996 AcoustiChrisye
1997 Kala Cinta Menggoda
1999 Badai Pasti Berlalu (Re-recorded)
2001 Konser Tur Legendary 2001
2002 Dekade
2004 Senyawa
PENGHARGAAN
Internasional

Mendapat Juara Pertama dalam ajang Enka Song Festival pada tahun 1986 yang diadakan oleh Fuji TV, Tokyo, Jepang.
Pada tahun 1990 Video Klip “ Pergilah Kasih ” menjadi Video Klip Indonesia Pertama yang ditayangkan di MTV Hong Kong.
Nasional
Menjadi Penyanyi Pria Kesayangan dalam Angket Siaran ABRI
Empat(4) Piringan Emas untuk album: Sabda Alam (2 buah), Aku Cinta Dia, Lagu‘Cinta’ (sebagai pencipta lagu) yang dibawakan oleh Vina Panduwinata.
Empat (4) Piringan Perak untuk album: Hip Hip Hura, Resesi, Metropolitan dan Sendiri.
Video Klip ‘Sendiri Lagi’ terpilih sebagai Video Klip Favorit dan Terbaik, pada episode Video Musik Indonesia, episode ke-5.
BASF & HDX
Lima(5) dari delapan belas (18) album solo yang telah dirilis, Chrisyeberhasil mendapatkan penghargaan musik paling bergengsi di Indonesiayang diadakan oleh perusahaan yang memproduksi pita kaset,HDX dan BASF. Diantaranya album:
1. Aku Cinta Dia
2. Hip Hip Hura
3. Kisah Cintaku
4. Pergilah Kasih
5. Cintaku T’lah Berlalu
Sedangkan sebuah tembang yang diciptakan Chrisye dan diberi judul "Lagu Cinta", yang dibawakan oleh Vina Panduwinata berhasil mendapat penghargaan sebagai Lagu Terbaik oleh BASF.
Tahun1995 - BASF Award menyerahkan penghargaan BASF Legend Award kepadaChrisye atas pengabdiannya terhadap musik Indonesia selama ini.

Selain mencatat sebagai penyanyi pop yang sangat sukses, Chrisye juga tercatat  sebagai pencipta lagu. Ada lebih dari 80 lagu ciptaannya. Karena begitubanyak dan sudah lama, Chrisye tak begitu dapat mengingatnya.Yang pasti, beberapa lagu ciptaan Chrisye menjadi hit dibawakan olehantara lain : Vina Panduwinata, Tika Bisono, Andi M. Matalatta, UthaLikumahua.
Chrisye pernah ikut berakting dalam sebuah film yang berjudul: Seindah Rembulan (1981).


Kehidupan pribadi

Tahun 1982 Chrisye menikah dengan Damayanti Noor, anggota keluarga Noor Bersaudara. Ia kemudian memeluk agama Islam lalu mengganti nama pertamanya menjadi “Chrismansyah“. Dari pernikahannya dengan Damayanti Noor, Chrisye memperoleh empat orang anak yakni Rizkia Nurannisa (1983), Risti Nurraisa (1986), dan putra kembar : Rainda Prashatya & Randa Pramasya (1989).

Tahun 1995, Chrisye memperoleh BASF Legend Award atas pengabdiannya terhadap musik Indonesia selama ini. Pada tahun 2002, ia meluncurkan album Dekade yang berisi rekam ulang sejumlah lagu lama.

Pada tanggal 31 Juli 2005, Chrisye harus menjalani rawat-inap di rumah sakit di Singapura karena divonis mengidap penyakit kanker paru-paru stadium akhir. Penyakit kanker paru-paru adalah yang tergolong dalam penyakit kanker yang mematikan. Pada awalnya dalam pemeriksaan di Jakarta, Chrisye disebutkan hanya terkena infeksi paru-paru. Namun ternyata setelah menjalani pemeriksaan yang lebih lanjut di Singapura, tim medis di sana memberikan hasil yang lebih akurat bahwa ternyata penyakit yang diderita oleh Chrisye adalah penyakit kanker paru-paru pada stadium IV (stadium akhir).

Pada tanggal 30 Maret 2007, pukul 04.08 WIB, Chrisye meninggal dunia di Jakarta, akibat penyakit kanker paru-paru yang dideritanya. Ia kemudian dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta.
Pada tanggal 7 Maret 2009, Java Jazz menggelar konser bertajuk “A Tribute to Chrisye“, di mana pada saat itu Glenn Fredly membawakan lagu yang mengenang sang legendaris dunia musik tanah air kita ini.
Kutipan          
Chrisye
              Musik telah menjadi industri. Begitu karya seorang penulis lagu disenangi, begitu ada permintaan, pasti akan di-supply (dipasok). Ini sudah jadi industri, jadi bagaimana cari benefit-keuntungan.”
              Saya berusaha melakukan kerja sama dengan para pencipta lagu, juga dengan mereka yang tengah naik daun, sehingga kita tak ketinggalan trend.       



Daftar Pustaka
id.wikipedia.org/wiki/Chrisye
gadogadomusik.com/biografi-chrisye.html
http://missane.multiply.com/reviews/item/13

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More